Kepada Ibu; Pertiwi

>> Rabu, 19 Maret 2014



Mala Himatul Aulia

Barangkali tubuhmu adalah lahan-lahan yang menggiurkan
Yang membuat liur-liur para tengkulak bercucuran
Mereka memandangmu sebagaimana semut menjumpai remah
Tak ‘kan melepaskan lekukmu tanpa celah

Aku tahu bagaimana geliat wajahmu meruntuhkan bara
Berharap para penggilamu hentikan sengsara
Luka pada setiap keruk ceruk lekukmu

Mereka lupa,
Engkau adalah ibu yang terluka
Tapi mereka terlanjur melacurkan wajahnya pada dunia
Berharap setiap sen yang terkumpul
Adalah warna pada pipi perempuan-perempuannya
Adalah tawa pada wajah mungil anak-anaknya

Ibu, kini senggukmu tiada lagi berarti
Saat tanganku merabai labirin-labirin halus di wajahmu
Bercampur dengan mata air air mata pilumu

Sebab aku adalah air yang mengisi perasaanmu;
Labirin-labirin yang lebih besar di pusaran bumi yang bergejolak
Sebab aku adalah bah yang menyelimuti tidur mereka
Ketika malam pekat menggenggam erat tubuh-tubuh mereka
Ibu, aku menjawab resahmu
Walau kau bilang tak perlu

Ciputat, 19 Maret 2014 10.45 a.m.

Read more...

Belajar Membaca

>> Rabu, 12 Maret 2014

Mala Himatul Aulia


Sudah sejak lama aku tak menulis puisi
Kini hanya membaca sajak-sajak di pojok kenanganku
Aku rindu menciumi kalimat-kalimatmu
Tentang matahari dan akar yang menjelma kita

Hari ini aku mulai belajar membaca lagi
Membaca setiap kata yang kau rajai
Membaca puisimu adalah belajar emrasai hatimu
Tentang kau yang serupa kelopak mawar merah yang gugur*
Tentang rindu yang menjelma tanah yang tabah saat kupijak*

Sayang aku tak pandai membaca wajahmu
Tentang sejuta pesan dibalik muara matamu
Kukira kausulam itu dengan beragam rindu, namun kini menjelma abu

Aku keliru, tentang pertemuan senja minggu lalu
Sebuah perhelatan tentang masa lalu
Aku, kau, kini menjelma sepi: batu pijakan pada sunyi.

Ciputat, 12 Maret 2014
*a Tweet of Yours

Read more...

MELUKIS JENDELA

>> Selasa, 04 Maret 2014

Mala Himatul Aulia

Untuk Engkau; Nenenda dalam jendela dan jendelaku.

Tintaku hampir habis
Saat senja mengantarkan engkau ke dalam kanvas
Berselaras dalam sajak jingga dan nyanyian tentang nyiur
Baitnya menukarkan jejak peluh dalam kausnya
Menjadi lembayung bermata ibu

Engkau meluk,
Sebingkai daun yang kausebut cahaya
saat bersambut di timur, dan kaulepas kepergian bapak tua
Ah, merenta
Tiada sanak saudara kaupunya
Hanya gema berpacu beradu
Pada angin dan batuan yang kausebut cucu warisan nenek moyangmu

Pagi berganti siang
Tiada engkau berpindah
Hanya meluk
Melukis dan meraba pada dinding-dinding reyotmu

Sungguh, tak bernyali aku membuat gaduh
Hanya mengantarkan engkau pada lapar dan terik
Lalu pada baskara dan riuh bunyian ombak selamba engkau berceracau
Aku tak tahu, apakah engkau tahu sebentuk matahari dan pantai yang mengelilingimu?
atau hanya menebak warnanya dari cerita bapak tua?

Kemudian gerah berpencar dihempas angin saat purnama                      
Bapak tua menyambutmu, bukan engkau!
Ia tiba dengan sekeranjang kasih sayang
dan engkau meluk, menciumi bau yang kausebut keselamatan dan rindu

Oh, perempuan
Seharian ini aku tengah melukis penantianmu
Sayangnya engkau tak tahu warna
Saat matamu mulai kabur dimakan usia


Pondok S, Ciputat, Ahad, 09 Februari 2014

Read more...

Resap Serap Secangkir Kopi


Mala Himatul Aulia

Secangkir kopi di sudut matamu
Pancarkan hangat dan segumpal pahit
tentang aroma
tentang rasa
tentang bayang yang hilang dalam biak riak cangkirmu
Kopiku bukan tentang kau
Yang menari dalam rindu
pada sesapnya,
pada pekatnya
Kopiku adalah cerita tentang degup
                                    tentang kecup yang tak bernyawa
Mereka bukan tentang kau dan penantian surga
Pada cangkirnya kutemukan genderang irama
                                    dari bisikan parau nan kacau:
Kau, Kau, Kau, Kurindu kau
kuresap kuserap dan kutemukan engkau
                                    dalam lelap
                                    dalam gelap
                                    dalam dekap
                                    dalam erat

Ciputat 1/26/14 5:51

Read more...

  © Blogger template Webnolia by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP