Kepada Ibu; Pertiwi

>> Rabu, 19 Maret 2014



Mala Himatul Aulia

Barangkali tubuhmu adalah lahan-lahan yang menggiurkan
Yang membuat liur-liur para tengkulak bercucuran
Mereka memandangmu sebagaimana semut menjumpai remah
Tak ‘kan melepaskan lekukmu tanpa celah

Aku tahu bagaimana geliat wajahmu meruntuhkan bara
Berharap para penggilamu hentikan sengsara
Luka pada setiap keruk ceruk lekukmu

Mereka lupa,
Engkau adalah ibu yang terluka
Tapi mereka terlanjur melacurkan wajahnya pada dunia
Berharap setiap sen yang terkumpul
Adalah warna pada pipi perempuan-perempuannya
Adalah tawa pada wajah mungil anak-anaknya

Ibu, kini senggukmu tiada lagi berarti
Saat tanganku merabai labirin-labirin halus di wajahmu
Bercampur dengan mata air air mata pilumu

Sebab aku adalah air yang mengisi perasaanmu;
Labirin-labirin yang lebih besar di pusaran bumi yang bergejolak
Sebab aku adalah bah yang menyelimuti tidur mereka
Ketika malam pekat menggenggam erat tubuh-tubuh mereka
Ibu, aku menjawab resahmu
Walau kau bilang tak perlu

Ciputat, 19 Maret 2014 10.45 a.m.

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Webnolia by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP